Wednesday, September 24, 2008

Secapa Polri Sukabumi





Secapa Polri Sukabumi adalah sekolah cbagi calon perwira Kepolisian RI. Peserta didiknya berasal dari seluruh pelosok tanah air. Terletak di jalan Bhayangkara, Secapa Polri ini terletak sekitar 5 kilometer dari pusat kota Sukabumi.

Bagi masyarakat umum, mendengar nama Secapa berarti adalah suasana lega, sejuk dan rindang. Di sini jika tidak ada acara intern Secapa, masyarakat dapat dengan leluasa memanfaatkan ruang-ruang terbuka seprti lapangan Rekonfu untuk berolah raga, atau hanya jalan-jalan. Suasana yang bersih dan rapi menambah rasa betah berlama-lama di situ.

Di sini juga terdapat gedung pertemuan Anton Sujarwo dan beberapa lapangan olah raga yang dapat dimanfaatkan oleh warga umum, tapi dengan terlebih dulu meminta ijin dan membuat janji.

Untuk mencapai kompleks Secapa gak susah kok. Tinggal naik angkot nomor 14 atau 15, langsung turun di Secapa.

Ngabuburit, leleumpangan, joging? Ka Secapa yuu...

Tuesday, September 23, 2008

Kawasan Pusat Kota Sukabumi : Kesemrawutan Jalan Harun Kabir



Jalan Harun Kabir adalah jalan penghubung antara wilayah selatan dengan utara Kota Sukabumi. Walaupun bukan jalan utama, tapi jalan ini dijamin paling ramai di Kota Sukabumi. Jalan ini didominasi oleh pejalan kaki bercampur aduk dengan segala macam model kendaraan yang ada di sini. Tak ketinggalan pedagang kaki lima dan parkiran kendaraan yang semakin menyemarakkan (baca : bikin semrawut alias riweuh) suasana jalan.

Mau bukti? Klik gambar di bawah ini untuk melihat keriweuhan jalan Harun Kabir ini.




Monday, August 11, 2008

Around Sukabumi : Perkebunan Teh Perbawati, Selabintana



Perkebunan Teh Perbawati terletak sekitar 12 km sebelah utara pusat Kota Sukabumi, atau sekitar 5 km sebelah utara tempat wisata Selabintana. Perkebunan ini adalah bagian dari PT Perkebunan Nusantara Kebun Goalpara yang memproduksi teh untuk dipasarkan di Indonesia maupun manca negara.
Jika kita ingin berkunjung ke Pondok Halimun yang merupakan salah satu pintu gerbang Taman Nasioal Gede Pangrango, kita pasti melewati perkebunan ini. Dan jika beruntung, pada waktu-waktu tertentu kita bisa berjumpa dengan para wanita pemetik teh yang sedang bekerja, sambil menikmati pemandangan hamparan kebun teh bak permadani hijau dilatarbelakangi Gunung Gede Pangrango yang berdiri dengan anggun.


Around Sukabumi : Air Terjun Curug Sawer



Air terjun Curug Sawer adalah salah satu dari sekian banyak air terjun di seputaran kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Untuk mencapai air terjun ini, kita dapat melalui pintu taman nasional di Situ Gunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Sekitar 17 km dari pusat kota Sukabumi. Air terjun ini adalah bagian dari aliran sungai Cigunung yang akan bermuara dan bergabung dengan Sungai Cimandiri sekitar 25 km di sebelah selatannya.

Gunung Gede dan Pangrango


Foto Gunung Gede Pangrango, tampak bangunan-bangunan di Kota Sukabumi berada di bawah naungan gugusan kedua gunung ini.


Kota Sukabumi terletak di sebelah selatan gugusan rangkaian Gunung Gede (2958 meter di atas permukaan laut) dan Pangrango (3019 m dpl) yang menjadi Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan taman nasional tertua di Indonesia.

Monday, August 4, 2008

Kawasan Alun-alun Kota Sukabumi




gambar foto udara Alun-alun dan Masjid Agung Kota Sukabumi dan sekitarnya

klik gambar untuk memperbesar


Alun-alun Kota Sukabumi adalah salah satu tempat yang dibangun sebagai cikal bakal awal terbentuk dan berkembangnya kota. Alun-alun ini juga digunakan sebagai patokan titik nol kilometer bagi kota Sukabumi terhadap kota lain.

Seperti halnya kota-kota lainnya di Pulau Jawa, tata ruang kotanya sudah pasti menyediakan ruang terbuka di salah sisi jalan utama. Ruang terbuka ini sebagai vocal point, atau bia disebut point of interest atawa penanda utama sebuah kota. Maka di sekeliling dibangunlah beberapa fasilitas publik yang penting. Untuk kota Sukabumi, dibangunlah Masjid Agung di sebelah barat alun-alun, Pendopo Kabupaten di sisi selatan, dan kantor penegak hukum (Kepolisian dan Kejaksaan) di sebelah timur. Untuk kota lain bisa berbeda, namun kesamaannya adalah letak Masjid Agung yang selalu di sebelah barat alun-alun, supaya sewaktu dilakukan ibadah besar, alun-alun dapat menampung luberan umat dari dalam Masjid.

Sebagaimana ruang terbuka lainnya, alun-alun mempunyai banyak fungsi yang lain, antara lain sebagai tempat bersosialisasi warga kota, berolahraga, paru-paru kota yang ditubuhi banyak tanaman, bahkan dapat digunakan pula sebagai tempat demonstrasi.

Pada awalnya, antara bangunan Masjid Agung dan alun-alun terdapat jalan yang melewati depan Masjid. Namun karena kebutuhan ruang untuk menampung umat yang semakin bertambah, maka jalan itu diubah menjadi bagian dari perluasan Masjid, dan alun-alun seolah menjadi pekarangannya. Saat ini alun-alun sudah menyusut ukurannya dari sebelumnya. Selain digunakan sebagai pelebaran jalan maupun di sekelilingnya maupu sebagai areal parkir kendaraan. Sudah saatnya perlu dilakukan usaha pembatasan usaha pemanfaatan alun-alun yang berpotensi menyebabkan alun-alun kehilangan fungsi vitalnya dan ciriu khas utama bagi kota Sukabumi. Menjadi sebuah kepedulian bagi kita semua bagi kelestarian alun-alun.

Lapangan Merdeka, Sukabumi





gambar foto udara Lapangan Merdeka Sukabumi dan sekitarnya

klik gambar untuk memperbesar


Siapa yang tak kenal dengan Lapangan Merdeka? Bagi warga Sukabumi tentu tak asing lagi dengan lapangan ini. Sebagian pasti sudah dengan sengaja mengunjungi lapangan ini, atau hanya sekedar lewat saja.

Lapangan Merdeka sebagai salah satu ruang terbuka public di kota Sukabumi memang popular dan akrab bagi warga kota. Di mana di tempat inilah berbagai aktivitas warga dilakuakn, baik yang resmi maupun tidak, terencana maupun insidentil, kolektif maupun individual. Segala aktivitas yang memerlukan ruang dan udara terbuka banyak dilakukan di lapangan ini.

Selain digunakan sebagai tempat upacara dan acara-acara resmi oleh pemerintah maupun pihak sekolah, lapangan ini juga digunakan sebagai tempat kegiatan umum seperti pameran dan pertunjukkan seni. Namun, lapangan ini lebih sering digunakan warga sebagai tempat berolahraga dan bersosialisasi. Selain lapangan terbuka, juga terdapat lintasan lari sepanjang sekitar 400 meter yang mengelilingi lapangan, kemudian terdapat lapangan basket, voli dan bulu tangkis. Lapangan ini terpadu dengan gelanggang olahraga tertutup yanbg terletak di sudut barat daya lapangan, pendopo sebagai tempat acara resmi di sebelah barat dan lapangan olah raga di sebelah barat laut lapangan.

Pintu masuk utama lapangan ini terletak di sebelah di timur yang menghadap ke Jalan Perintis Kemerdekaan. Dan ada beberapa pintu dan jalan lain yang menghubungkan ke Jalan Veteran di sebelah utara dan dengan Alun-alun di sebelah selatan.

Karena terletak di pusat kota, lapangan ini tak pernah sepi dari aktivitas penduduk. Di hari-hari biasa saat cuaca baik, aktivitas olahraga warga kota dimulai sejak fajar menyingsing sepanjang hari sampai menjelang maghrib di petang hari. Puncaknya adalah pada hari Minggu, ketika warga yang datang bisa berlipat kali mencapai jumlah ribuan orang. Hal itu menarik pedagang untuk menggelar dagangannya, mulai dari makanan sampai tanaman hias.

Sebagai warga Kota Sukabumi, kita patut bersyukur mempunyai ruang terbuka publik yang cukup representatif selain alun-alun. Tak banyak kota seperti Sukabumi yang mempunyai ruang terbuka lebih dari satu, yang lazimnya hanya terdapat berupa alun-alun saja. Sebagai bentuk syukur kita, mari kita turut menjaga lapangan Merdeka supaya tetap bersih dan rapi, sehingga nantinya anak cucu kita pun bisa berolah raga di situ.

Profil Singkat Kota Sukabumi


foto udara dan peta Kota Sukabumi
klik gambar untuk memperbesar


Kota Sukabumi adalah salah satu wilayah berstatus Kotamadya dari sembilan Kotamadya di Provinsi Jawa Barat. Kota ini memiliki wilayah seluas 48 km persegi.

Kota Sukabumi terdiri dari tujuh kecamatan (Cikole, Gunung Puyuh, Warudoyong, Citamiang, Cibeureum, Baros dan Lembur Situ) dan 33 kelurahan, dengan jumlah penduduk sebanyak 273.860 jiwa (BPS, 2004). Dengan demikian, kota ini meiliki kepadatan penduduk sebesar 5.705 jiwa untuk setiap kilometer persegi wilayahnya. Masih cukup longgar dan lega. Namun di beberapa kelurahan di pusat kota, kepadatan penduduk bisa berlipat lagi.

Dibandingkan delapan Kota lain di Jawa Barat, Kota Sukabumi berada di urutan ketujuh jika dilihat dari jumlah penduduknya (lihat tabel).

Kota Sukabumi berudara sejuk dengan ketinggian tempat antara 500 – 700 meter di atas permukaan laut dan terletak di kaki gunung sebelah selatan Gunung Gede-Pangrango. Untuk mengetahui ketinggian tempat dengan lebih akurat, datanglah ke Stasiun Kereta Api Sukabumi, di mana pada papan namanya terdapat angka +585, yang berarti letak stasiun KA Sukabumi berada pada ketinggian 585 meter di atas permukaan laut.

Namun udara sejuk Sukabumi yang terkenal itu sekarang sudah mulai terasa lebih gerah (Sunda : hareudang), karena laju pembangunan yang cukup pesat di kota Sukabumi dan sekitarnya yang mengalihfungsikan lahan bagi kehutanan, perkebunan dan pertanian menjadi tempat pemukiman, fasilitas umum, fasilitas komersial, industri dan sebagainya. Gejala ini umum terjadi hampir di seluruh Jawa dan Bali, serta wilayah di pulau-pulau lain yang mempunyai laju pertambahan penduduk dan kegiatan ekonomi yang tinggi.

Kota Sukabumi terhubung dengan jalur transportasi utama ke tiga arah. Ke barat, yaitu ke arah Cibadak, Bogor dan Jakarta. Ke timur, yaitu menghubungkan dengan kota Cianjur dan Bandung. Serta ke selatan, yaitu ke wilayah Kabupaten Sukabumi, seperti Pelabuhan Ratu dan Surade. Jalur KA juga tersedia, namun sayang sekali sedang tidak beroperasi akibat kondisi rel yang rusak dan dalam perbaikan. Jika jalur KA diaktifkan lagi, sangat membantu mengurangi beban jalan raya yang snagat padat, terutama ke arah Bogor dan Jakarta. Sedangkan ke arah timur, bisa menghubungkan jalur KA antara Bogor dan Bandung dengan mengangkut manusia maupun KA barang.

Kondisi Pusat Kota Sukabumi : Jalan Ahmad Yani


Foto satelit Jalan Ahmad Yani, Sukabumi

klik gambar untuk memperbesar


FOTO-FOTO DI BAWAH INI ADALAH FOTO YANG MENUNJUKKAN SUASANA JALAN AHMAD YANI, SUKABUMI. DISUSUN SECARA SERIAL, PENGAMBILAN FOTO DIMULAI DARI SEBELAH TIMUR MALL, KEMUDIAN BERGERAK KE BARAT SAMPAI KE GEDUNG CAPITOL.


Sebelah timur mall.


Suasana di depan mall


Jalur pejalan kaki di depan gedung mall.


Sebelah barat mall, depan gedung Shopping.


Bergerak ke barat lagi...


Pertokoan antara Mall dengan perempatan A. Yani - Ciwangi.


L.Perempatan A. Yani - Ciwangi - Zaenal Zakse


Pertokoan antara perempatan A-Yani - Ciwangi dengan Capitol


Suasana jalan antara perempatan A-Yani - Ciwangi dengan Capitol


Suasana depan Gedung Capitol dan Kantor Pos

Balai Kota Sukabumi


Foto Kantor Wali Kota (Balai Kota) Sukabumi, Jawa Barat




Foto udara Kantor Wali Kota (Balai Kota) Sukabumi, Jawa Barat

klik gambar untuk memperbesar


Saturday, July 26, 2008

Along Sukabumi Road and Pavement (Part 1)

Sukabumi adalah sebuah kota kecil. bahkan lebar trotoarnya pun dibuat sekecil mungkin. Ditambah lagi oleh sesaknya pedagang kaki lima, yang bisa ditemui dari ujung ke ujung, menjual macam-macam barang. Dari yang paling murah sampai yang paling mahal sekalipun ada di situ. Para Pejalan kaki pun tersingkir dari tempatnya, di trotoar, sehingga berjalan di bahu jalan.
Sungguh ironi.

segini sempit gak sih...


"tukang mas nya di mana yah..."


"Ya...dipilih...dipilih...dipilih...dipilih..."


Pejalan kaki di Jl. Zaenal Zakse...Riwayatmu kini...


Pejalan kaki ditengah desakan PKL dan parkiran


Mungkin bagi Pemda Sukabumi, hal ini mungkin akan menambah pendapatan daerah. Akan tetapi dari segi estetika, suasana kota terlihat semrawut dan kumuh. cobalah ambil contoh yang paling dekat di singapura sana. Jalanan begitu hijau, bersih, dan rapi.

Trotoar di singapura sana

Apakah mungkin masyarakat kita lebih menyukai suasana kumuh seperti ini, daripada suasana rapi dan tertib? Jika begitu, apakah masyarakat kita demikian "sakit"nya? jawabannya ada pada diri anda...

Friday, July 25, 2008

Sukabumi : The City of Sleeping Beauty

Sukabumi adalah sebuah kota kecil yang terletak pada bagian selatan tengah Jawa barat pada koordinat 106o 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106o 45’ 10’’ Bujur Timur, 6o 49’ 29’’ Lintang Selatan dan 6o 50’ 44’’ Lintang Selatan. Terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 m diatas permukaan laut, dengan suhu maksimum 29 derajat Celcius yang berjarak 120 Km dari Ibukota Negara (Jakarta) dan 96 Km dari Ibukota Propinsi (Bandung) dengan luas wilayah 4.800,231 Ha. Memiliki penduduk sampai akhir Tahun 2002 tercatat 269.142 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 50 jiwa/Km2 yang tersebar.

Mak Erot dan Desi

Sukabumi dikenal sebagai tempat asal dari artis film dan sinetron Desi Ratnasari, yang sering mengguncang ranah acara gosip selebrity karena no comment-nya itu. Selain Desi, artis lain yang menarik bagi semua orang adalah Mak Erot, yang konon mempunyai ilmu untuk memperbesar ukuran alat vital pria.

Sukabumi dikenal pula sebagai tempat yang dituju untuk para pe-arung jeram atau rafting, yaitu di daerah aliran sungai citarik yang mempunyai arus deras.

(image courtesy of http://quantan.wordpress.com/)

Untuk soal makanan, sukabumi dikenal sebagai asalnya Moci, yaitu sejenis makanan kecil yang berbahan dasar terigu singkong dan diisi dengan kacang. makanan kecil yang cocok sekali untuk oleh-oleh ke luar kota sukabumi.

moci

Namun, banyak hal dari kota Sukabumi yang tak dikenal oleh orang-orang di luar sana. Banyak keindahan yang terpendam di sini. Tak kalah pula kesemrawutan dan ketidakteraturan kota ini menutupi keindahan kota ini. Banyak sekali potensi-potensi terpendam yang harus dirangsang untuk maju dan berkembang.

Sukabumi, The City of Sleeping Beauty...