Monday, August 11, 2008
Around Sukabumi : Perkebunan Teh Perbawati, Selabintana
Perkebunan Teh Perbawati terletak sekitar 12 km sebelah utara pusat Kota Sukabumi, atau sekitar 5 km sebelah utara tempat wisata Selabintana. Perkebunan ini adalah bagian dari PT Perkebunan Nusantara Kebun Goalpara yang memproduksi teh untuk dipasarkan di Indonesia maupun manca negara.
Jika kita ingin berkunjung ke Pondok Halimun yang merupakan salah satu pintu gerbang Taman Nasioal Gede Pangrango, kita pasti melewati perkebunan ini. Dan jika beruntung, pada waktu-waktu tertentu kita bisa berjumpa dengan para wanita pemetik teh yang sedang bekerja, sambil menikmati pemandangan hamparan kebun teh bak permadani hijau dilatarbelakangi Gunung Gede Pangrango yang berdiri dengan anggun.
Around Sukabumi : Air Terjun Curug Sawer
Air terjun Curug Sawer adalah salah satu dari sekian banyak air terjun di seputaran kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Untuk mencapai air terjun ini, kita dapat melalui pintu taman nasional di Situ Gunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Sekitar 17 km dari pusat kota Sukabumi. Air terjun ini adalah bagian dari aliran sungai Cigunung yang akan bermuara dan bergabung dengan Sungai Cimandiri sekitar 25 km di sebelah selatannya.
Gunung Gede dan Pangrango
Kota Sukabumi terletak di sebelah selatan gugusan rangkaian Gunung Gede (2958 meter di atas permukaan laut) dan Pangrango (3019 m dpl) yang menjadi Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan taman nasional tertua di Indonesia.
Monday, August 4, 2008
Kawasan Alun-alun Kota Sukabumi
gambar foto udara Alun-alun dan Masjid Agung Kota Sukabumi dan sekitarnya
klik gambar untuk memperbesar
Alun-alun Kota Sukabumi adalah salah satu tempat yang dibangun sebagai cikal bakal awal terbentuk dan berkembangnya kota. Alun-alun ini juga digunakan sebagai patokan titik nol kilometer bagi kota Sukabumi terhadap kota lain.
Seperti halnya kota-kota lainnya di Pulau Jawa, tata ruang kotanya sudah pasti menyediakan ruang terbuka di salah sisi jalan utama. Ruang terbuka ini sebagai vocal point, atau bia disebut point of interest atawa penanda utama sebuah kota. Maka di sekeliling dibangunlah beberapa fasilitas publik yang penting. Untuk kota Sukabumi, dibangunlah Masjid Agung di sebelah barat alun-alun, Pendopo Kabupaten di sisi selatan, dan kantor penegak hukum (Kepolisian dan Kejaksaan) di sebelah timur. Untuk kota lain bisa berbeda, namun kesamaannya adalah letak Masjid Agung yang selalu di sebelah barat alun-alun, supaya sewaktu dilakukan ibadah besar, alun-alun dapat menampung luberan umat dari dalam Masjid.
Sebagaimana ruang terbuka lainnya, alun-alun mempunyai banyak fungsi yang lain, antara lain sebagai tempat bersosialisasi warga kota, berolahraga, paru-paru kota yang ditubuhi banyak tanaman, bahkan dapat digunakan pula sebagai tempat demonstrasi.
Lapangan Merdeka, Sukabumi
Siapa yang tak kenal dengan Lapangan Merdeka? Bagi warga Sukabumi tentu tak asing lagi dengan lapangan ini. Sebagian pasti sudah dengan sengaja mengunjungi lapangan ini, atau hanya sekedar lewat saja.
Lapangan Merdeka sebagai salah satu ruang terbuka public di kota Sukabumi memang popular dan akrab bagi warga kota. Di mana di tempat inilah berbagai aktivitas warga dilakuakn, baik yang resmi maupun tidak, terencana maupun insidentil, kolektif maupun individual. Segala aktivitas yang memerlukan ruang dan udara terbuka banyak dilakukan di lapangan ini.
Selain digunakan sebagai tempat upacara dan acara-acara resmi oleh pemerintah maupun pihak sekolah, lapangan ini juga digunakan sebagai tempat kegiatan umum seperti pameran dan pertunjukkan seni. Namun, lapangan ini lebih sering digunakan warga sebagai tempat berolahraga dan bersosialisasi. Selain lapangan terbuka, juga terdapat lintasan lari sepanjang sekitar 400 meter yang mengelilingi lapangan, kemudian terdapat lapangan basket, voli dan bulu tangkis. Lapangan ini terpadu dengan gelanggang olahraga tertutup yanbg terletak di sudut barat daya lapangan, pendopo sebagai tempat acara resmi di sebelah barat dan lapangan olah raga di sebelah barat laut lapangan.
Pintu masuk utama lapangan ini terletak di sebelah di timur yang menghadap ke Jalan Perintis Kemerdekaan. Dan ada beberapa pintu dan jalan lain yang menghubungkan ke Jalan Veteran di sebelah utara dan dengan Alun-alun di sebelah selatan.
Karena terletak di pusat kota, lapangan ini tak pernah sepi dari aktivitas penduduk. Di hari-hari biasa saat cuaca baik, aktivitas olahraga warga kota dimulai sejak fajar menyingsing sepanjang hari sampai menjelang maghrib di petang hari. Puncaknya adalah pada hari Minggu, ketika warga yang datang bisa berlipat kali mencapai jumlah ribuan orang. Hal itu menarik pedagang untuk menggelar dagangannya, mulai dari makanan sampai tanaman hias.
Profil Singkat Kota Sukabumi
Kota Sukabumi adalah salah satu wilayah berstatus Kotamadya dari sembilan Kotamadya di Provinsi Jawa Barat. Kota ini memiliki wilayah seluas 48 km persegi.
Kota Sukabumi terdiri dari tujuh kecamatan (Cikole, Gunung Puyuh, Warudoyong, Citamiang, Cibeureum, Baros dan Lembur Situ) dan 33 kelurahan, dengan jumlah penduduk sebanyak 273.860 jiwa (BPS, 2004). Dengan demikian, kota ini meiliki kepadatan penduduk sebesar 5.705 jiwa untuk setiap kilometer persegi wilayahnya. Masih cukup longgar dan lega. Namun di beberapa kelurahan di pusat kota, kepadatan penduduk bisa berlipat lagi.
Dibandingkan delapan Kota lain di Jawa Barat, Kota Sukabumi berada di urutan ketujuh jika dilihat dari jumlah penduduknya (lihat tabel).
Kota Sukabumi berudara sejuk dengan ketinggian tempat antara 500 – 700 meter di atas permukaan laut dan terletak di kaki gunung sebelah selatan Gunung Gede-Pangrango. Untuk mengetahui ketinggian tempat dengan lebih akurat, datanglah ke Stasiun Kereta Api Sukabumi, di mana pada papan namanya terdapat angka +585, yang berarti letak stasiun KA Sukabumi berada pada ketinggian 585 meter di atas permukaan laut.
Namun udara sejuk Sukabumi yang terkenal itu sekarang sudah mulai terasa lebih gerah (Sunda : hareudang), karena laju pembangunan yang cukup pesat di kota Sukabumi dan sekitarnya yang mengalihfungsikan lahan bagi kehutanan, perkebunan dan pertanian menjadi tempat pemukiman, fasilitas umum, fasilitas komersial, industri dan sebagainya. Gejala ini umum terjadi hampir di seluruh Jawa dan Bali, serta wilayah di pulau-pulau lain yang mempunyai laju pertambahan penduduk dan kegiatan ekonomi yang tinggi.